Minggu, 27 November 2011
Laut bergema nyanyian , mengoyak cadar sepi
Ikan menari di panggung muara, harmoni di atas pangkuan bumi
Laut penuh dengan sampah
Semraut, mengubah keramahan jadi kesuraman
Mengapung dan terkapar tak berarti
Laut bertabur mutiara, jadi permata
Mencumbu leher jenjang, bersemayam di peraduan jemari
Laut yang miskin, karna tangan-tangan serakah
Mengabaikan jiwa-jiwa yang merontah
Berhembus hawa asing, makin menciptakan curiga
laut yang terbelenggu, banyak pengganggu
Kapal-kapal mengeruk di lingkaran waktu
Pukat melibas dengan ganas
Cerobong memuntahkan asap, panas bernafas
Laut menghibur darah jelita
Kedamaian yang diam menghanyutkan kecurangan hidup
Gelombangmu, mengulum beban yang terpendam
Kebiruan terang di ufuk senja, menampung lelahku
Laut, bukan kali ini saja ku akan bercerita
Adalah aku, yang menawarkan kasih persahabatan
Kita sekutu bukan seteru
Temaniku menghitung denyut waktu
Ikan menari di panggung muara, harmoni di atas pangkuan bumi
Laut penuh dengan sampah
Semraut, mengubah keramahan jadi kesuraman
Mengapung dan terkapar tak berarti
Laut bertabur mutiara, jadi permata
Mencumbu leher jenjang, bersemayam di peraduan jemari
Laut yang miskin, karna tangan-tangan serakah
Mengabaikan jiwa-jiwa yang merontah
Berhembus hawa asing, makin menciptakan curiga
laut yang terbelenggu, banyak pengganggu
Kapal-kapal mengeruk di lingkaran waktu
Pukat melibas dengan ganas
Cerobong memuntahkan asap, panas bernafas
Laut menghibur darah jelita
Kedamaian yang diam menghanyutkan kecurangan hidup
Gelombangmu, mengulum beban yang terpendam
Kebiruan terang di ufuk senja, menampung lelahku
Laut, bukan kali ini saja ku akan bercerita
Adalah aku, yang menawarkan kasih persahabatan
Kita sekutu bukan seteru
Temaniku menghitung denyut waktu
Label: Tulisanku
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar