Selasa, 29 Mei 2012
MERUMUSKAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI SEMESTER 2 DI SMAN 1 BANYUASIN II
Diposting oleh rika di 21.30
1.1.
Pendahuluan
Sejak
diberlakukannya Kurikulum 1975, yang waktu itu dikenal dengan sebutan Pembakuan
Kurikulum, para guru diwajibkan menggunakan tujuan instruksional khusus (TIK)
dalam melaksanakan tugasnya dari mulai perencanaan pengajaran, pelaksanaan
proses belajar-mengajar sampai evaluasi pengajaran. Kewajiban itu merupakan
implikasi dari penggunaan prinsip objective oriented sebagai salah satu asas
pengembangan kurikulum. Penerapan prinsip berorientasi pada tujuan ini nampak
pada Kurikulum 1975 dengan dicantumkannya berbagai jenis tujuan yang tersusun
secara hierarkhis, dari mulai tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional,
tujuan kurikuler sampai ke tujuan instruksional umum. Atas dasar tujuan-tujuan
itu, guru diwajibkan mengembangkan tujuan instruksional khusus untuk diusahakan
pencapaiannya pada proses belajar-mengajar yang diselenggarakannya. Tujuan
instruksional khusus itu menjadi tujuan antara untuk mencapai tujuan yang
berada di atasnya. Sejak diimplementasikannya Kurikulum 1975 sampai dewasa ini
para guru telah terbiasa merumuskan tujuan instruksional khusus yang dewasa ini
biasa disebut tujuan pembelajaran khusus (TPK), sebagai bagian penting dari
tugas menyusun Program Satuan Pelajaran dan Rencana Pelajaran
Merumuskan
tujuan instruksional dengan jelas, umumnya dianggap sebagai salah satu langkah
pertama yang sangat penting dalam proses perencanaan kurikulum dan pelajaran
yang sistematik. Setiap akan melakukan proses pembelajaran, seorang pengajar
akan menyiapkan sebuah desain pembelajaran. Diantara pengajar itu ada yang
mempersiapkan seluruh kegiatan pembelajaranya secara khusus jauh sebelum
memulainya dan ada pula yang membuat persiapannya untuk setiap kali proses
pembelajarannya. Kelompok pengajar yang lain merasa tidak perlu membuat
persiapan apapun sebelum memulai proses pembelajaran. Kelompok yang terakhir di
atas langsung mengajar karena merasa telah dapat mengjaar dengan baik apabila
mengetahui topik yang akan diajarkan untuk setiap kali pertemuan. Setiap
pengajar baik yang membuat persiapan maupun tidak, selalu mencari cara untuk
melaksanaan kegiatan instruksionalnya dengan sebaik-baiknya. Demikian pula
setiap pengelola program pendidikan dan latihan senantiasa mencari jalan
meningkatkanp rogramnya melalui cara yang dianggapnya baik.
Tujuan
Instruksional Umun (TIU) yang istilah lainnya adalah “goal” atau “terminal
objective” ruang lingkupnya luas dan merupakan pernyataan tentang perilaku
akhir yang dapat dicapai oleh siswa setelah ia menyelesaikan satu unit
pelajaran atau sub pokok bahasan. Jadi luas jangakauannya tergantung pada ruang
lingkup kegiatan yang dilakukan. Tujuan Instruksional (TIK) yang istilah
lainnya adalah sempit dibanding TIU dan merupakan hasil penjabaran dari TIU
dalam bentuk perilaku spesifik.dengan kata lain dapat disebutkan bahwa TIK
adalah kumpulan dari pernyataan yang lebih sempit dan terinci dibandingkan TIU
yang biasanya dinyatakan dengan kata kerja yang operasional, sehingga
memudahkan pengajar dalam mengukur hasil belajar. Dalam proses pembuatan TIK
rincian pernyataannya didasarkan pada TIU.
Tujuan
Instruksional Khusus merupakan lanjutan dari tahap-tahap pengembangan
instraksional yang diawali dari mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan
menulis Tujuan Instruksional Umum
(TIU), selanjutnya melakukan analisis instruksional dan mengidentifikasi perilaku karakteristik awal
siswa lalu
setelah itu merumuskan Tujuan Instruksional Khusus. Berdasarkan paparan diatas
dapat kita ketahui bahwa Tujuan Instruksional Khusus merupakan salah satu
komponen pembelajaran yang sangat penting bagi jalanya proses kegiatan belajar
mengajar, maka dalam makalah ini akan dibahas bagaimana perumusan Tujuan
Instruksional Khusus.
1.2. Rumusan Masalah
1) Apakah Pengertian Tujuan Instruksional khusus?
2) Apakah Syarat-syarat Tujuan
Instruksional khusus?
3) Apa
sajakah Komponen- komponen Rumusan Tujuan Instruksional Khusus?
4) Berikan Contoh Rumusan
Tujuan Instruksional khusus secara lengkap pada mata pelajaran sosiologi SMA?
1.3. Tujuan
1)
Mengetahui pengertian Tujuan Instruksional Khusus
2)
Menjelaskan Syarat-syarat Tujuan Instruksional khusus
3)
Menjelaskan Komponen-
komponen Rumusan Tujuan Instruksional Khusus
4)
Memberikan contoh Rumusan Tujuan Instruksional
khusus
1.4.
Manfaat
Penyusunan
makalah ini diharapkan dapat memberi
manfaat secara:
1) Teoritis, memperoleh informasi empiris mengenai perumusan
tujuan pembelajaran khusus dalam proses belajar-mengajar;
2) Praktis, dapat bermanfaat bagi: pendidik dan Mahasiswa dapat membuat Perumusan tujuan Instruksional dalam
desain pembelajaran.
1.5. PEMBAHASAN
a. Pengertian Tujuan Instruksional Khusus
Tujuan
Instruksional Khusus (TIK) merupakan terjemahan dari specific instructional
objective. Literatur asing menyebutkannya pula sebagai objective,
atau enabling objective, untuk membedakannya dengan general
instructional objective, goal, atau terminal objective. Yang berarti
tujuan instruksional umum (TIU) atau tujuan instruksional akhir.
Dalam
program applied approach (AA) yang telah digunakan di perguruan tinggi
seluruh Indonesia TIK disebut sasaran belajar (sasbel) (Suparman, 2004: 158).
Sasbel menurut Soekartawi, Suhardjono dkk (1995: 41) adalah pernyataan tujuan
instruksional yang sudah sangat rinci. sasaran belajar harus dituliskan dari
segi kemampuan peserta didik. Artinya mengungkapkan perubahan apa yang
diharapkan terjadi pada diri mahasiswa setelah mengikuti pengajaran pada satu
pokok bahasan tertentu.
Dick dan
Carey (1985) (dalam
Suparman, 2004: 158) telah mengulas bagaimana Robert Mager mempengaruhi
dunia pendidikan khususnya di Amerika untuk merumuskan TIK dengan sebuah
kalimat yang jelas dan pasti serta dapat diukur. Perumusan tersebut berarti TIK
diungkapkan secara tertulis dan diinformasikan kepada siswa atau mahasiswa dan
pengajar mempunyai pengertian yang sama tentang apa yang tercantum dalam TIK.
Perumusan
TIK harus dilakukan secara pasti artinya pengertian yang tercantum di dalamnya
hanya mengandung satu pengertian dan tidak dapat ditafsirkan kepada bentuk
lain. Untuk itu TIK harus dirumuskan ke dalam kata kerja yang dapat dilihat
oleh mata.(Suparman,
2004: 159). Menurut Soedjarwo (1995: 81) Penulisan sasaran belajar sedikitnya
menyatakan tentang: a). Isi materi dan bahasan b). Tingkat penampilan yang diharapkan
c). Prasyarat pengungkapan hasil kerja. Tentunya secara ideal diharapkan
peserta didik mendapatkan perubahan secara menyeluruh, baik dalam pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif), maupun keterampilan (motorik).
Tujuan
instruksional dapat menjadi arah proses pengembangan instruksional karena di dalamnya
tercantum rumusan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan dicapai
mahasiswa pada akhir proses instruksional. Keberhasilan siswa dalam mencapai
tujuan tersebut merupakan ukuran keberhasilan sistem instruksional yang
digunakan oleh pengajar.
Berdasarkan
apa yang telah dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Tujuan Instruksional Khusus merupakan suatu rumusan
yang menjelaskan apa yang ingin dicapai, atau menjelaskan perubahan yang terjadi
sebagai akibat dari apa yang dipelajari oleh siswa.
b. Syarat- syarat Tujuan
Instruksional Khusus
Seperti
yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa, Tujuan Instruksional Khusus merupakan
penjabaran dari Tujuan Instruksional Umum. Dalam perumusan Tujuan Instruksional
Khusus harus memperhatikan rambu- rambu sebagai berikut.
1)
Rumusan
Tujuan Instruksional Khusus harus merupakan hasil belajar, bukan proses
belajar. Misalnya setelah mengikuti proses diskusi guru mengharapkan siswa
mampu mengidentifikasi ciri- ciri nilai sosial. Rumusan Tujuan Instruksional
Khusus yang benar adalah “siswa mampu mengidentifikasi nilai sosial”. Bukan
siswa mampu mendiskusikan ciri- ciri nilai sosial bukan merupakan rumusan
tujuan tetapi proses pembelajaran;
2) Perangkat Tujuan Instruksional Khusus dalam satu
rencana pembelajaran haruslah komprehensif, artinya kemampuan dituntut dalam
setiap Tujuan Instrusional Khusus hendaknya dari jenjang yang berbeda.
Misalnya, jika dalam satu rencana pembelajaran ada tiga Tujuan Instruksional
Khusus, kemampuan yang dituntut Tujuan Instruksional Khusus :
a) Dapat menjelaskan;
b) dapat memberi contoh dan ;
c) dapat
menggunakan;
3) Kemampuan yang dituntut dalam rumusan Tujuan
Instruksional Khusus harus sesuai dengan kemampuan siswa;
4) Banyaknya Tujuan Instruksional Khusus yang
dirumuskan harus sesuai dengan waktu yang tersedia untuk mencapainya.
Dengan mempertimbangkan
hal- hal tersebut diharapkan akan dihasilkan rumusan Tujuan Instruksional
Khusus yang dapat menjembatani pencapaian Tujuan Instruksional Khusus. Untuk
dapat membuat rumusan Tujuan Instruksional Khusus yang benar, berikut ini
disajikan komponen- komponen yang harus ada dalam suatu rumusan.
c. Komponen- komponen Rumusan Tujuan Instruksional
Khusus
Tujuan
instruksional khusus (TIK) antara lain digunakan untuk menyusun tes oleh karena
itu TIK harus mengandung unsur – unsur yang dapat memberikan petunjuk kepada
penyusun tes agar dapat mengembangkan tes yang benar– benar dapat mengukur
perilaku yang berada di dalamnya. Dalam merumuskan TIK dapat dilakukan dengan menggunakan
dua format yaitu format Merger dan ABCD format.
1. Format
Merger
Merger
merekomendasikan syarat– syarat untuk menentukan tujuan perilaku yang ingin
dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
a) Mengidentifikasi tingkah
laku terakhir yang ingin dicapai oleh pembelajar;
b) Menentukan dalam kondisi
bagaimana tingkah laku tersebut dapat dicapai;
c) Membuat kriteria spesifik
bagaimana tingkah laku tersebut dapat diterima.
Uraian di
atas menunjukan bahwa Merger mengemukakan tujuan tersebut dirumuskan dengan
menentukan bagaimana pembelajar harus melakukannya, bagaimana kondisinya, serta
bagaimana mereka akan melakukannya. Dalam penjabaran TIK ini Merger melibatkan
tiga aspek yaitu begaimana kondisi pencapaian tujuan, kriteria yang ingin
dicapai, serta bagaimana tingkah laku pencapaiannya.
Merger
mendiskripsikan audiense hanya sebagai murid atau pembelajar, dengan
menggunakan sebuah format ”kamu akan bisa untuk”. Para desain pembelajaran yang
menggunakan format Marger ini biasanya menggunakan ”SWABAT” yang berarti ”the
student will be able to”.
2. Format
ABCD
Menurut
Knirk dan Gustafson dalam Hernawan (2005) dalam merumuskan tujuan instruksional
khusus hendaknya harus mencakup unsur-unsur/komponen yang dikenal dengan
singkatan ABCD (Audience, Behavior, Condition, Degree). Berikut ini penjelasan
tentang komponen perumusan TIK. pada prinsipnya format ini sama dengan yang
dikemukakan oleh Marger, namun pada bagian ini menambahkan dengan
mengidentifikasi audiense, atau subjek pembelajar. Unsur– unsur tersebut dikenal
dengan ABCD yang berasal dari empat kata sebagai berikut :
A = Audience B = Behaviour C = Condition D = Degree
a. Audience
Audience
merupakan siswa atau mahasiswa yang akan belajar, dalam hal ini pada TIK perlu
dijelaskan siapa mahasiswa atau siswa yang akan belajar. Keterangan tentang
siswa yang akan belajar tersebut harus dijelaskan secara spesifik mungkin, agar
seseorang yang berada di luar populasi yang ingin mengikuti pelajaran tersebut
dapat menempatkan diri seperti siswa atau mahasiswa yang menjadi sasaran dalam
sistim instruksional tersebut. Contohnya: siswa kelas 1, siswa kelas 6
dan mahasiswa jurusan teknologi pendidikan sebagainya.
b. Behavior
Merupakan
perilaku atau kemampuan yang diharapkan, dikuasai siswa setelah mengikuti pembelajaran.
Komponen ini terdiri atas kata kerja yang menunjukkan kemampuan yang harus
ditampilkan siswa dan materi yang dipelajari siswa. Kemampuan tersebut
dinyatakan dalam bentuk kata kerja operasional seperti menjelaskan, memberi,
contoh, menyusun, membuat, merakit,menunjukkan, mengenal dan sebagainya.
Contohnya: membuat larutan oralit, menunjukkan letak ibukota propinsi dan
sebagainya.
c. Condition
Yaitu
keadaan yang dipersyaratkan ketika siswa diminta menunjukkan atau
mendemonstrasikan perilaku atau kemampuan yang diharapkan. Contohnya:
“diberikan sejumlah data, siswa dapat….”(ini berarti bahwa pada saat kita
meminta siswa menunjukkan kemampuan tersebut kita harus menyediakan data)
atau “dengan menggunakan rumus ABC, siswa dapat….” (ini berarti siswa
dianggap sudah menguasai kemampuan tersebut apabila siswa melakukannya dengan
menggunakan rumus ABC. Apabila tidak menggunakan rumus ABC berarti siswa belum
menguasai tujuan tersebut).
d. Degree
Yaitu
tingkat ukuran yang dicapai untuk menentukan keberhasilan atau penguasaan siswa
terhadap tingkah laku khusus yang ditetapkan. Tingkat keberhasilan ditunjukkan
dengan batas minimal dari penampilan suatu perilaku yang dapat dianggap
diterima. Contohnya: “siswa dapat menjelaskan lima karakteristik
pemimpin yang demokratis” (siswa dianggap belum menguasai tujuan tersebut jika
hanya mampu menjelaskan dua atau tiga karakteristik ersebut) atau “siswa
dapat menjelaskan dua alas an penting transmigrasi” (siswa dianggap belum
menguasai tujuan tersebut bila siswa hanya mampu menjelaskan satu alasan saja).
Untuk lebih jelasnya, mari kita analisis Tujuan Instruksional Khusus berikut
ini.
Siswa dapat menunjukkan 3 gambar
kelompok sosial dengan menggunakan media koran
Apabila kita uraikan
rumusan tersebut ke dalam komponen- komponen ABCD, maka:
Siswa : merupakan komponen Audiens (A)
menunjukkan 3 gambar kelompok sosial: merupakan
komponen Behavior (B)
Dengan menggunakan koran : merupakan komponen
Condition (C)
3 : merupakan komponen Degree (D)
Dari
contoh di atas dapat diketahui bahwa siswa dikatakan telah mencapai tujuan
apabila siswa tersebut:
1)
Telah
mampu menunjukkan 3 gambar kelompok sosial; apabila siswa hanya mampu
menunjukkan dua bagian saja, maka siswa tersebut belum dapat dianggap telah
menguasai tujuan tersebut;
2)
Menggunakan
koran, ini berati bahwa, pada saat kita menuntut siswa untuk mendemonstrasikan
kemampuan menunjukkan 3 gambar kelompok sosial, kita harus menyediakan koran.
Contoh lainnya:
Siswa dapat menceritakan pengalamanya berinteraksi
dengan teknik ceramah
Kalau kita uraikan ke dalam komponen- komponen ABCD,
maka:
Siswa : merupakan komponen Audiens (A)
menceritakan pengalamanya berinteraksi: merupakan
komponen Behavior (B)
dengan teknik ceramah : merupakan komponen Condition
(C)
Dari contoh tersebut tampak bahwa rumusan Tujuan
Instruksional Khusus tersebut tidak mengandung komponen tingkat ukuran
pencapaian (Degree/ D). Apakah rumusan tersebut dianggap salah? Tentu saja, tidak!
Memang secara ideal, rumusan Tujuan Instruksional
Khusus hendaknya mengandung keempat komponen tersebut. Namun demikian, tidak
setiap Tujuan Instruksional Khusus harus memenuhi empat komponen diatas.
Adakalanya Tujuan Instruksional Khusus hanya terdiri dari komponen A dan B,
seperti contoh berikut.
Siswa dapat menyebutkan macam-macam norma
Kalau kita uraikan ke dalam komponen- komponen ABCD,
maka:
Siswa : merupakan komponen Audiens (A)
Menyebutkan macam-macam norma : merupakan komponen
Behavior (B)
4. Contoh Perumusan TIK
Berikut
disajikan contoh merumuskan suatu tujuan pembelajaran berdasarkan indikator
pencapaian hasil belajar (Heriawan:2005).
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/semester : XI/II
Standar Kompetensi : Menganalisis kelompok sosial dalam
masyarakat multikultural .
Kompetensi dasar : Menganalisis
keanekaragaman kelompok sosial dalam masyarakat multikultural.
Materi Pokok : Kelompok sosial
Perilaku Umum
:
1)
Mengidentifikasi kelompok sosial yang terdapat dalam
masyarakat;
2)
Mengklasifikasikan kelompok-kelompok sosial yang terdapat
dalam masyarakat;
3)
Mendeskripsikan
dimensi hubungan antarkelompok sosial;
4) Mendeskripsikan dinamika kelompok
sosial di Indonesia.
Kemudian dari
perilaku umum di jabarkan menjadi perilaku-perilaku khusus yaitu:
Tabel 1. Perilaku Siswa Mata Pelajaran Sosiologi SMA
Perilaku Umum
|
Perilaku Khusus
|
1. Mengidentifikasi kelompok
sosial yang terdapat dalam masyarakat.
|
1)
Menyebutkan
pengertian kelompok sosial dari beberapa tokoh
2)
Menyebutkan
syarat-syarat kelompok sosial
3)
Menyebutkan
ciri-ciri kelompok sosial
4)
Menyebutkan
dasar pembentukan kelompok sosial
|
2. Mengklasifikasikan
kelompok-kelompok sosial yang terdapat dalam masyarakat.
|
5)
Menyebutkan kelompok sosial berdasarkan besar
kecilnya anggota beserta contohnya
6)
Menyebutkan kelompok sosial berdasarkan derajat interaksi sosial beserta contohnya
7)
Menyebutkan kelompok sosial menurut kepentingan wilayah beserta contohnya
8)
Menyebutkan kelompok sosial berdasarkan berlangsungnya suatu kepentingan beserta contohnya
9)
Menyebutkan kelompok sosial berdasarkan derajat
organisasi
beserta contohnya
10) Menyebutkan kelompok
sosial yang tidak teratur beserta contohnya
11) Menyebutkan kelompok
sosial yang kecil beserta contohnya
|
3. Mendeskripsikan dimensi hubungan antar kelompok sosial;
|
12) menjelaskan bentuk-bentuk hubungan social
13) menjelaskan bentuk hubungan sosial berdasarkan dimensi antar kelompok
14) menjelaskan bentuk hubungan sosial berdasarkan
kelompok mayoritas dan minoritas.
15) Menjelaskan bentuk hubungan sosial berdasarkan
ras, rasisme, dan rasialisme.
16) Menjelaskan bentuk hubungan sosial berdasar kan
kelompok etnik.
|
4. Mendeskripsikan dinamika
kelompok sosial di Indonesia.
|
17) Menyebutkan pengertian dinamika kelompok
sosial dari beberapa ahli
18) Menjelaskan Faktor pendorong dinamika kelompok social
19) Menjelaskan proses perkembangan berbagai kelompok sosial
|
Setelah perilaku khusus didapat, yang selanjutnya
adalah mengidentifikasi karakteristik siswa. Dalam hal ini dengan menggunakan
kuesioner ( terlampir), Sehingga didapat bahwa perilaku khusus yang layak
menjadi Tujuan Instruksional Khusus adalah:
1)
Menyebutkan
pengertian kelompok sosial dari 3 tokoh;
2)
Menyebutkan 4 syarat kelompok sosial;
3)
Menyebutkan 4 ciri-ciri
kelompok sosial;
4)
Menyebutkan 2 dasar
pembentukan kelompok sosial;
5) Menyebutkan 2 kelompok
sosial berdasarkan besar kecilnya anggota beserta contohnya;
6) Menyebutkan 2 kelompok
sosial berdasarkan derajat
interaksi sosial beserta contohnya;
7) Menyebutkan 2 kelompok
sosial menurut kepentingan wilayah beserta contohnya;
8) Menyebutkan 2 kelompok
sosial berdasarkan berlangsungnya
suatu kepentingan beserta contohnya;
9) Menyebutkan 2 kelompok
sosial berdasarkan derajat organisasi beserta contohnya;
10) Menyebutkan 2 kelompok
sosial yang tidak teratur beserta contohnya;
11) Menyebutkan 2 kelompok
sosial yang kecil beserta contohnya;
12)
menjelaskan bentuk hubungan sosial berdasarkan dimensi antar kelompok dengan tepat;
13)
menjelaskan bentuk hubungan sosial berdasarkan kelompok mayoritas dan
minoritas dengan tepat;
14)
Menjelaskan bentuk hubungan sosial berdasarkan ras, rasisme, dan rasialisme dengan tepat;
15) Menjelaskan bentuk hubungan sosial berdasar kan
kelompok etnik dengan tepat;
16) Menyebutkan pengertian dinamika kelompok sosial dari
beberapa ahl dengan tepat;
17) Menjelaskan 3 Faktor
pendorong dinamika kelompok social;
18)
Menjelaskan proses perkembangan berbagai kelompok social dengan tepat;
1.6. PENUTUP
Kesimpulan
1.
Tujuan Instruksional Khusus merupakan suatu rumusan yang menjelaskan apa yang
ingin dicapai, atau menjelaskan perubahan yang terjadi sebagai akibat dari apa
yang dipelajari oleh siswa.
2.
Dalam perumusan Tujuan Instruksional Khusus harus
memperhatikan rambu- rambu sebagai berikut.
a) Rumusan Tujuan Instruksional Khusus harus merupakan
hasil belajar, bukan proses belajar;
b) Perangkat Tujuan Instruksional Khusus dalam satu
rencana pembelajaran haruslah komprehensif;
c) Kemampuan yang dituntut dalam rumusan Tujuan
Instruksional Khusus harus sesuai dengan kemampuan siswa;
d) Banyaknya Tujuan Instruksional Khusus yang
dirumuskan harus sesuai dengan waktu yang tersedia untuk mencapainya.
3.
Dalam merumuskan TIK dapat dilakukan dengan
menggunakan dua format yaitu format Mager dan ABCD format.
Saran
Sebaiknya setiap guru harus
mempunyai dan membuat tujuan serta sasaran pembelajaran dengan memperhatikan
syarat dan pokok-pokok yang harus dipahami sehingga proses pengajaran
dapat terarah ketujuan yang ingin dicapai.
DAFTAR RUJUKAN
Hernawan, Asep. 2005. Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.
http://blog.unsri.ac.id/Agung/makalah/perumusan-tujuan
pembelajaran/ mrdetail/ 11168 di akses pada 18 februari 2012
http://edukasi.kompasiana.com/2011/01/12/perumusan-tujuan-instruksional
-khusus di akses
pada 18 februari 2012
http://ustadsatria.blogspot.com/2009/01/tujuan-intruksional-dan-tujuan.html di akses pada 18 februari
2012
http://www.artikelbagus.com/2011/06/tujuan-instruksional.html di akses pada 18 februari 2012
http://www.infodiknas.com/manfaat-tujuan-pembelajaran-khusus-dalam-proses-belajar-mengajar/ di akses pada 18 februari 2012
http://yudhy91handsomemale.blogspot.com/2010/07/tujuan-instruksional-umum-dan-tujuan.html di akses pada 18 februari 2012
Soedjarwo. 1984. Teknologi Pendidikan. Jakarta:
PT. Gelora Pratama.
Soekartawi, Suhardjono, Dkk. 1995. Meningkatkan
Rncangan Instruksional (Instructional Design). Jakarta: Raja Grafindo.
Suparman, M Atwi. 2004. Desain Instruksional.
Jakarta: Universitas Terbuka
Populasi sasaran adalah Siswa/i
kelas X di SMA Negeri 1 Banyuasin II Sungsang
Tabel 2.
No.
|
Perilaku Khusus
|
Amat baik
|
Baik
|
Cukup
|
Jelek
|
Amat
Jelek
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1.
|
Menyebutkan pengertian
kelompok sosial dari beberapa tokoh
|
|
|
|
|
|
2.
|
Menyebutkan
syarat-syarat kelompok sosial
|
|
|
|
|
|
3.
|
Menyebutkan ciri-ciri
kelompok sosial
|
|
|
|
|
|
4.
|
Menyebutkan dasar
pembentukan kelompok sosial
|
|
|
|
|
|
5.
|
Menyebutkan kelompok
sosial berdasarkan besar kecilnya anggota beserta contohnya
|
|
|
|
|
|
6.
|
Menyebutkan kelompok
sosial berdasarkan derajat interaksi sosial beserta contohnya
|
|
|
|
|
|
7.
|
Menyebutkan kelompok
sosial menurut kepentingan wilayah beserta contohnya
|
|
|
|
|
|
8.
|
Menyebutkan
kelompok sosial berdasarkan berlangsungnya suatu kepentingan beserta contohnya
|
|
|
|
|
|
9.
|
Menyebutkan kelompok
sosial berdasarkan derajat organisasi beserta contohnya
|
|
|
|
|
|
10.
|
Menyebutkan kelompok
sosial yang tidak teratur beserta contohnya
|
|
|
|
|
|
11.
|
Menyebutkan kelompok
sosial yang kecil beserta contohnya
|
|
|
|
|
|
12.
|
menjelaskan bentuk-bentuk hubungan social
|
|
|
|
|
|
13.
|
menjelaskan bentuk hubungan sosial berdasarkan dimensi antar kelompok
|
|
|
|
|
|
14.
|
menjelaskan bentuk hubungan sosial berdasarkan
kelompok mayoritas dan minoritas.
|
|
|
|
|
|
15.
|
Menjelaskan bentuk hubungan sosial berdasarkan
ras, rasisme, dan rasialisme.
|
|
|
|
|
|
16.
|
Menjelaskan bentuk hubungan sosial berdasar kan
kelompok etnik.
|
|
|
|
|
|
17.
|
Menyebutkan pengertian dinamika kelompok sosial dari beberapa ahli
|
|
|
|
|
|
18.
|
Menjelaskan Faktor pendorong dinamika kelompok
social
|
|
|
|
|
|
19.
|
Menjelaskan proses perkembangan berbagai
kelompok sosial
|
|
|
|
|
|
1.
Prilaku
khusus siswa dalam skala Likert ( data
self report )
Isilah
tabel 3 berikut dengan memberikan tanda checklist ( V ) pada kolom yang sesuai
No.
|
Perilaku Khusus
|
Sangat
Setuju
|
Setuju
|
Netral
|
Tidak
Setuju
|
Sangat
Tidak
Setuju
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1.
|
Saya dapat Menyebutkan
pengertian kelompok sosial dari beberapa tokoh
|
|
|
|
|
|
2.
|
Saya dapat Menyebutkan
syarat-syarat kelompok sosial
|
|
|
|
|
|
3.
|
Saya dapat Menyebutkan
ciri-ciri kelompok sosial
|
|
|
|
|
|
4.
|
Saya dapat Menyebutkan
dasar pembentukan kelompok sosial
|
|
|
|
|
|
5.
|
Saya dapat Menyebutkan kelompok
sosial berdasarkan besar kecilnya anggota beserta contohnya
|
|
|
|
|
|
6.
|
Saya dapat Menyebutkan kelompok
sosial berdasarkan derajat interaksi sosial beserta contohnya
|
|
|
|
|
|
7.
|
Saya dapat Menyebutkan kelompok
sosial menurut kepentingan wilayah beserta contohnya
|
|
|
|
|
|
8.
|
Saya dapat Menyebutkan kelompok
sosial berdasarkan berlangsungnya suatu kepentingan beserta contohnya
|
|
|
|
|
|
9.
|
Menyebutkan kelompok
sosial berdasarkan derajat organisasi beserta contohnya
|
|
|
|
|
|
10.
|
Saya dapat Menyebutkan kelompok
sosial yang tidak teratur beserta contohnya
|
|
|
|
|
|
11.
|
Saya dapat Menyebutkan kelompok
sosial yang kecil beserta contohnya
|
|
|
|
|
|
12.
|
Saya dapat menjelaskan bentuk-bentuk hubungan social
|
|
|
|
|
|
13.
|
Saya dapat menjelaskan bentuk hubungan sosial berdasarkan dimensi antar kelompok
|
|
|
|
|
|
14.
|
Saya dapat menjelaskan bentuk hubungan sosial berdasarkan
kelompok mayoritas dan minoritas.
|
|
|
|
|
|
15
|
Saya dapat Menjelaskan bentuk hubungan sosial berdasarkan
ras, rasisme, dan rasialisme.
|
|
|
|
|
|
16.
|
Saya dapat Menjelaskan bentuk hubungan sosial berdasar kan
kelompok etnik.
|
|
|
|
|
|
17.
|
Saya dapat Menyebutkan pengertian dinamika kelompok sosial dari beberapa
ahli
|
|
|
|
|
|
18.
|
Saya dapat Menjelaskan Faktor
pendorong dinamika kelompok social
|
|
|
|
|
|
19.
|
Saya dapat Menjelaskan proses
perkembangan berbagai kelompok sosial
|
|
|
|
|
|
Setelah dilakukan pembagian kuesioner
kepada siswa sebanyak 27 orang siswa,
data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4. Rekaptitulasi Kuesioner Siswa
|
|||||||
No.
|
SS
|
S
|
N
|
TS
|
STS
|
JKB=
2 + 3
|
JKA=
5 +6
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
||
1
|
0
|
5
|
7
|
4
|
12
|
5
|
16
|
2
|
3
|
6
|
5
|
7
|
6
|
9
|
13
|
3
|
3
|
6
|
5
|
7
|
6
|
9
|
13
|
4
|
2
|
2
|
9
|
7
|
7
|
4
|
14
|
5
|
1
|
4
|
6
|
10
|
6
|
5
|
16
|
6
|
0
|
6
|
8
|
7
|
6
|
6
|
13
|
7
|
2
|
2
|
11
|
6
|
6
|
4
|
12
|
8
|
0
|
3
|
11
|
7
|
6
|
3
|
13
|
9
|
0
|
4
|
8
|
8
|
7
|
4
|
15
|
10
|
0
|
3
|
4
|
8
|
12
|
3
|
20
|
11
|
0
|
7
|
7
|
5
|
8
|
7
|
13
|
12
|
2
|
12
|
6
|
1
|
7
|
14
|
8
|
13
|
1
|
12
|
8
|
6
|
10
|
13
|
16
|
14
|
4
|
3
|
7
|
6
|
7
|
7
|
13
|
15
|
3
|
4
|
8
|
3
|
9
|
7
|
12
|
16
|
1
|
2
|
5
|
9
|
10
|
3
|
19
|
17
|
2
|
1
|
6
|
5
|
13
|
3
|
18
|
18
|
0
|
3
|
5
|
7
|
12
|
3
|
19
|
19
|
2
|
4
|
5
|
9
|
7
|
6
|
16
|
Keterangan
JKA = Jumlah Kelompok Atas
JKB = Jumlah Kelompok Bawah
SS = Sangat Setuju
S = setuju
N = netral
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Dari tabel di atas, terdapat dua kelompok
berdasarkan pemahaman yang mereka miliki yaitu Kelompok yang berada di bawah
batas ( Berkemampuan cukup dan di atasnya ) dan Kelompok yang berada di atas
batas ( Berkemampuan sedang, kurang dan amat kurang ) dan netral sebagai
batas. Pada kelompok yang berada di
bawah batas, siswa/I pada populasi sasaran diduga sudah memiliki kemampuan
sebelumnya yaitu pada no.12 kemudian pada
kelompok yang berada di atas batas pada populasi sasaran diduga belum memiliki
prilaku khusus yaitu pada kuesioner no.1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12, 13, 14, 15, 16,17,18 dan 19.
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar