Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 29 September 2011

Musik di Ruang Kelas


Memuat musik di ruang kelas saat kegiatan belajar-mengajar bukan hal yang aneh. Hanya, guru mesti melihat konteks pembelajaran, sesuai dengan ruang-waktu dan materi. Seorang guru elektro, misalnya, memutar musik saat siswa menyelesaikan gambar. Para siswa sangat menikmati alunan musik saat mereka menyelesaikan gambar itu. Mereka menemukan suasana harmoni yang berkembang dalam pembelajaran, sehingga tidak melelahkan dan menegangkan. Kegiatan belajar-mengajar tidak dalam suasana yang gersang, apalagi mencekam. Tumbuh semangat pada diri siswa, yang memancarkan pula upaya mereka meningkatkan fokus pada tugas yang dihadapi.Pada pembelajaran lain, keterampilan menjahit, seorang guru memutar musik untuk menciptakan relaksasi dan kegairahan siswa. Musik menjadi pembangkit motivasi siswa. Mereka bergairah mengikuti kegiatan belajar dan melepas ketegangan dalam menyelesaikan kegiatan.

Yang menarik justru pada pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Ketika guru meminta siswa mencipta puisi, diputarlah musik klasik. Dengan latar musik itu, para siswa mengalirkan suasana batin, menemukan diksi, mencurahkan ekspresi bahasa, membentuk tipografi, dan menemukan citraan yang memancar dari jiwa mereka. Tampak benar bahwa puisi yang dicipta para siswa ketika memutar musik klasik dan ketika musik itu dihentikan berbeda dalam capaian idiom estetiknya. Puisi yang ditulis para siswa dengan latar musik klasik itu lebih mendalam kadar kontemplasinya, lebih menyentuh empati pembaca.

Pemutaran musik di ruang kelas telah membangkitkan beberapa hal yang menumbuhkan kreativitas. Daya cipta siswa, rangsangan pengalaman, jalinan suasana, obsesi, dan pembangkitkan inspirasi bisa berkembang melalui pemutaran musik. Tentu saja tidak setiap kali masuk ruang kelas, kita memutar musik. Akan tetapi, pada waktu-waktu tertentu, pada saat materi pembelajaran sesuai dengan pemutaran musik, guru bisa berinisiatif melakukannya dalam pembelajaran.Yang perlu diwaspadai, bagaimana guru memilih untuk situasi dan materi pembelajaran seperti apakah musik diputar. Untuk menumbuhkan suasana harmoni, membangkitkan motivasi (kegairahan), atau untuk merangsang daya cipta, tentu kita memilih musik yang berbeda. Bila guru salah memilih jenis musik, bisa jadi suasana pembelajaran yang ingin dicapai justru tak mencapai fokus.Dalam buku Quantum Teaching dicontohkan, saat kita menghadapi suasana membaca, belajar, lazim diputar musik Mozart Flute Concertos. Musik pada waktu bersenang-senang lebih cocok diputar For Our Children keluaran Disney. Untuk refleksi, dapat diputar Out of Silence (Yanni).Kita tidak bisa memutar musik-musik sebagaimana disebut dalam buku Quantum Teaching itu, melainkan memiliki kreasi dan pilihan tersendiri secara kontekstual.(89)

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates