Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 02 Februari 2014


Assalamualaikum 

Come back again... Sungguh, beberapa hari terakhir ini saya ingin sekali menuliskan  sliweran-sliweran di kepala, senang punya waktu buat nulis lagi, Yaps, feeling untuk tulisan kali ini adalah tentang pertambahan usiaku, Syukur pada-MU ya Rabb, Tuntun aku di jalan-MU selamanya.. Insya Allah... Insya Allah we’ll find the way, Engkau yang selalu menolong aku ketika tersesat, menopang aku ketika aku jatuh sehingga aku bisa bangkit lagi. Aku tanpa-MU butiran debu. (nyontekk lirik lagu... dua genre musik yang berlawanan). Pertambahan usia  dibarengi dengan ucapan dan doa (kadonya juga dunk, cuma pengen mengingatkan aja,, he..he.. ) dari keluarga, sahabat dan kerabat,  lewat sms, lewat ucapan langsung, lewat fb dan media sosial lainnya, rasanya memang sangat membahagiakan ketika momen ini diingat juga oleh orang-orang terdekat kita, bahkan terkadang, momen ini dijadikan sebagai salah satu barometer seberapa banyak orang yang peduli dan sayang sama kita, (tulus tanpa dibuat-buat, ASHLI) benarkah begitu ? Entahlah… (angkat bahu dan kedua telapak tangan terbuka)



Age is just number ( what does the woman mean ??? syndrom toefl ) Tapi angka tak bisa kita hitung mundur dan  tak terbendung datangnya. Begitulah, dentangan 08 Februari tahun ini (hmmmm….ini yg namanya ‘momentum) angka 1 telah terjumlah secara otomatis di yang namanya "usia"ku. Akankah semua yang indah akan tetap ada? dan akankah semua yang duka terbang sirna?  ulang tahun merupakan hari yang spesial bagi kita masing-masing untuk merenungkan arti hidup, yang semakin hari semakin bertambah umur. Apa yang telah diperbuat untuk keluarga, sesama, negara, agama dan tanah air? kembali mengingatkanku telah sejauh mana diri ini melangkah, untuk kembali meluruskan niat dan meresapi tentang tugas dan amanah yang kutempuh di dunia ini.

Banyak sekali warna yang berpendar diawal pertambahan usia ini, hingga mataku terasa nanar dan otakku seakan berputar. ahh, memang perjalanan yang belum sempurna untuk memahami benar arti kehidupan, yang kubisa hanya berusaha melakukan yang terbaik, berusaha merasakan yang terindah, berusaha memberikan yang teristimewa, bertambah kerutan diwajah sudah pasti. Tapi itu bukan jadi satu kekhawatiran. Bertambah bijaksana, itu yang masih kunanti, lebih peka, lebih  cerdas dalam bertindak, lebih mengatur tata bicara, menjadi pribadi yang berkualitas dan masih banyak karakter lain yang harus kubentuk (aku bisa #.... optimissss)

Soal cinta dan yang berhubungan dengan perasaan, Jalani dan nikmati saja prosesnya karna diluar kemampuanku untuk mengaturnya. Biarlah cinta menemukan jalannya sendiri (..berdamai dengan keadaan..). Buat pria-pria penggemar dan pengagumku (ada yaaa? Hahaha. Pasti ada lah tu # lebih baik PD daripada minder), kalian mengagumi orang yang tepat, wanita dengan banyak perhatian dan segudang ketulusan ini. Hohoho,  tunjukkan sinyal sinyal, agar aku dapat menangkapnya. Kalau beruntung, dia akan menjadi pria yang paling bahagia di dunia ini. (Hahhahah. Melebayyyyy #tebar pesona).

Peruntungan dalam perjalanan karier, sudah tidak sabar untuk menjadi pemimpin bagi bangsa dan negara ini (cita cita yang ketinggian)... Saya seorang guru dan bangga dengan  profesi yang mulia itu, memanusiakan manusia yang kita ajar dan mencoba mengajar dengan hati, walau dalam prakteknya tidak sesederhana itu, ada saja perilaku siswa yang menyebalkan, perlu kesabaran yang extra, semuanya butuh waktu dan proses untuk menjadi guru yang selalu didamba murid-muridnya, selalu dirindukan setiap pertemuannya, di sambut dengan senyuman dan sapaan hangat dan guru yang selalu dinantikan cerita-cerita motivasinya (obsesi guru favorit...)

10950 hari telah kulalui dengan beragam rasa; manis, pahit, asin dan tawarnya dunia. Sekian lama pula aku merasakan nikmat dan karunia dari Allah. Cukup lama belajar di sekolah kehidupan. Yang juga harus kuingat dalam bertambahan usia ini adalah kematian, lebih mengingat mati dari pada aku dilahirkan karena memang aku tak pernah ingat seperti apa aku dilahirkan dulu. Bukan bertambah tua yg membuatku lara, tapi berapa sisa usia yang membuatku bertanya dalam jatah hidup yang semakin berkurang. Hidup dan mati jaraknya hanya seujung kuku, bayangan kematian ini memberikan sensasi dan paradoks, ketidakpastian sampai kapan usia itu akan berakhir membuatku sering merenung dan takut. Takut jika melakukan keburukan ketika maut menjemput, ketetapan itu semakin dekat padaku. Langkahku, mendekati garis batas. Sungguh, daftar nama itu semakin ke bawah menuju namaku. Merinding diriku menyadarinya. Alhamdulillah, Ku bersyukur dan harus mengumpulkan bekal untuk pertemuan indah dengan Sang Khalik, karna sejatinya hidup untuk Sang Maha Hidup,  hembusan nafas masih terasa, detak jantung masih berkata, bahwa masih ada detik ini untuk terus berusaha menjadi hamba yang lebih tunduk dan taat seiring bertambahnya usia..

Sebenarnya memperbaiki diri dapat dimulai kapan saja, tak harus menunggu momen tertentu. Untuk kali ini pertambahan usia menjadi waktu yang paling enak dijadikan milestone alias tonggak dimana kita memulai perubahan. Resolusi…resolusi…resolusi…. Itu yang selalu menggantung di benakku akhir-akhir ini,  pengen nulis resolusi di usiaku yang tak lagi muda ini

Mengapa ku ceritakan ?

Yaapp, supaya kalian juga mendoakan aku, menolongku, memotivasiku, dan jika suatu saat aku lupa, kalian bisa mengingatkan aku.. Jadi, resolusiku ada dua jenis (berasa ujian aja). Ada resolusi jangka pendek, yang artinya kuberharap target-target besarku bakal terwujud tahun ini juga. Dan untuk resolusi jangka panjang, it means, butuh upaya dari sekarang, semoga suatu saat akan tercapai.  Hope those wishes will be true! *Aamiin-nya pemirsah

so, lets start!
Resolusi pertama sebagai hamba-NYA; jelas dan nyata adalah ibadahku yang harus kuperbaiki dan kutingkatkan untuk sisa umur mendatang. Ibadah wajib, sunat, beramal ikhlas, hamba yang semakin beriman, baik hati, tidak sombong, hehe.. Bisa berangkat haji bersama keluarga kurang dari 10 tahun ini, bisa berangkat umroh kurang dari 5 tahun ini.

Resolusi kedua; Jadi kebanggaan orang tua as Always, Ini harusnya bukan target, tapi ini kewajiban berharap terus dapat membahagiakan mereka, dari prestasi, sifat dan pencapaian-pencapaian yang keren, menjadi pribadi yang semakin bermanfaat untuk agama dan lingkungan, selalu sehat, bisa berbuat baik pada semua dan sesama, semoga Allah memudahkan…

Resolusi ketiga; Karena sampai detik ini masih berstatus sebagai single yang pasti berharap, semoga dan segera  bisa menunaikan sunnah dan menyempurnakan setengah dien (masih trus ikhtiar dan memantaskan diri) mensinergikan mauku dan mau-NYA.  (Tukeran tulang yukss.. aku jadi tulang rusukmu, kamu jadi tulang punggungku... merayu ala OVJ ). Belajar menjadi istri yang baik dan shalehah kalo sudah menikah (he he he ) bagi suami dan keluarga. Bahagia sampai tua bersama anak, cucu dan menantu.

Resolusi keempat : Ingin berada di lingkungan yang baru, suasana baru, tempat kerja baru, pengalaman baru mungkin juga tantangan baru (hidup mutasi... hidup mutasi..), sudah pasang muka memelas,, gak di acc juga.... plizzz ya pak, ku tunggu tandatangamu.

Resolusi kelima : Nabung, punya investasi, harus punya rumah sendiri biar gak nomaden lagi, di Baturaja masih ikut ortu, di palembang jadi anak kos, di sungsang masih mendompleng fasilitas dari pemerintah (mess), punya mobil sendiri biar kemana-mana lebih gampang..  HARUS!!! *tekad baja.

Resolusi keenam : Ingin belajar lagi untuk gelar selanjutnya, syukur-syukur bisa belajar di luar negeri (sponsor... mana ... sponsor), mempunyai ilmu sebanyak2nya, belajar tak mengenal batasan umur, wanita berpendidikan  tinggi tidak menyalahi kodrat, dengan ilmu yang dimiliki bisa menjadi partner untuk menghebatkan  pasangan, menentukan pola asuh dan kepribadian bagi generasi yang akan dilahirkan kelak.... (yang setuju angkat kaki.. eittss salah  angkat tangan.... cari dukungan.com)


Masih realistiskan untuk digapai??? dan banyak lagi resolusi yang kupanjatkan pada Sang Maha Raja yang tak bisa kusebutkan satu persatu di sini, (hanya Allah dan aku yang tahu) karena butuh berhari-hari untuk menuliskan semua. Hihi, saking banyaknya… dengan bekal berlapis-lapis doa, detik ini, kumulai kembali langkahku dengan semangat yang baru, dengan niat yang lurus untuk meraih ridha-NYA, dengan terus memperbaiki diri dan melakukan yang terbaik, biarlah Allah yang menyempurnakan seluruh amalanku, doa yang panjang dan tangisan lirih pun mengantarkanku menuju hari-hari berikutnya..
Aamiin aamiin yaa rabbal alamin.



0 komentar:

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates