Rabu, 16 Oktober 2013
Aku pun hanyut pada suaramu di balik jendela
kamarku, aku melihat begitu
menawannya dirimu, Kunikmati
pemandangan itu, hujan
menyimpan keindahan. Ingin kuulurkan tanganku mencari
kebebasan yang terselip diantara rintikmu. Dan kubiarkan dingin menusuk pori-pori kulitku,
begitu
segar dan sejuk bau tanah yang menyeruak setelah hujan. Aku menyukai bunyi
titik-titik airmu, Iramamu
menciptakan simfoni yang indah, aku
mendengar nyanyian alam yang syahdu, nada dan
ritmenya mendamaikan hati, so
sweet... romantisnya.
Mari kita bahas tentang hadirmu,
Turun dengan warna yang sama, dari
asal yang sama. Aku kembali memandang langit, rintiknya tulus membauri
bumi, rinainya mengalir tanpa pamrih, hujan tak akan pergi meski dicaci, meski
dibenci dan mungkin ada jutaan orang mengumpatnya, derai derasnya terkadang
dijawab gerutu, Ia akan selalu memenuhi janji cintanya kepada bunga yang akan menebarkan
keharumannya yang semerbak, penyegar bagi tamanku agar aku dapat
melihatnya tetap hijau di sepanjang hari-hari yang akan kulalui, kepada
rerumputan dimana aku menyaksikan bagaimana
daun-daun tidak berhentinya bergerak karena butiran-butiran air yang jatuh, hujan
yang menjawab doa doa pepehonan yang mulai cemas terbakar matahari, hujan yang
menjawab doa burung dan kupu-kupu yang hampir putus asa dalam perihnya siksa
dahaga, hujan memberikan kehidupan dan penghidupan kepada
kita dan semua yang bernyawa. Tercurah demikan hebat,
dimana air mengalir Rahmat tuhan akan tumbuh, langit sudah memberikan sembah
baktinya kepada bumi. Saat juntaian milyaran
butir hujan menerpa menghasilkan alunan melodi seperti sebuah oerkestra, Dan
pelangi, pelangi yang cantik itu hadirnya setelah hujan, disanalah aku bisa tersenyum dan bahkan merenung
memaknai kehidupan ini.
Hujan,
Aku ingin menghubungi kalian secara pribadi, saling berbicara dan mendengarkan.
Aku ingin ucapkan terimakasih, saat cuaca hatiku seperti langit yang
menurunkanmu, terkadang tak bisa ditebak,
dan agak tak menentu, membuat orang lain menjadi agak bingung, saat aku sendiri
dan terdiam kau telah menemaniku. Ada
nyaman yang kau tawarkan, memberi melodi tersendiri pada setiap indera yang
mendengar.
Hujan terkadang berubah menjadi mesin waktu yang mampu mengingatkanku
mengenai banyak hal, Aku seperti
kembali ke masa kecilku, saat tertawa
di bawah kucuran atap, menari-nari gembira menikmati anugrah
illahi yang tak terhingga jumlahnya itu. Sesekali membasuh mata yang kemasukan
air, bermain cipratan air, saling dorong ke dalam kubangan air, membawa sejuta senyum saat berlari kecil sambil saling
mengejar satu sama lain, hujan pun bertambah deras dibarengi dengan
semakin kerasnya tawa kami. Tawa lepas yang penuh kebahagian, bercengkrama
dengan sang hujan di dalam waktu luangku.
Semua beban yang tergantung pada
pikiranku hilang dibarengi dengan hujan,
akan kunikmati setiap rintiknya hingga
tetes terakhir yang jatuh menyentuh bumi, jiwaku melayang bersama tiap bulirnya
yang terlihat indah, Aku merasa bebas.
membuka kembali memori-memori masa silamku yang indah yang
sudah terlewatkan dan yang seharusnya aku lupakan.
Label: Tulisanku
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar